Jumat, 09 Januari 2015

Reportase

                               Kecelakaan Maut






Dua pengendara kendaraan bermotor tewas seketika setelah terlibat kecelakaan maut. Kecelakaan yang terjadi petang tadi terjadi di Desa Kabunan Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro, Minggu (28/12/2014).
Kapolsek Balen Akp Soesilo Teguh P mengaku, kecelakaan tersebut bermula saat sepeda motor Yamaha Vixion tanpa nomor polisi, yang dikendarai Suripan (29), asal Desa Sukowati RT.02/RW.18 Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, berjalan dari timur dengan kecepatan tinggi.
Saat sampai di tempat kejadian perkara (TKP) Suripan berusaha mendahului truk yang melaju searah di depannya. Bersamaan dengan itu dari arah berlawanan, melaju Suzuki Satria tanpa nomor polisi pula yang dikendarai Roni Oktavia (23), asal Desa Cengkong Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban, berjalan dengan kecepatan tinggi. Beliau menjelaskan karena jarak sudah dekat dan pengendara Vixioan berjalan terlalu ke kanan, kedua pengemudi tidak bisa menguasai stir, sehingga terjadi laka lantas.
Ditambahkan, akibat kejadian tersebut kedua pengendarai mengalami luka parah dan hingga akhirnya meninggal dunia di TKP. Petugas kepolisian langsung mengevakuasi jasad korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bojonegoro. Sementara kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan diamankan di Satlantas Polres Bojonegoro. Keduanya terlihat hancur.
Menjelang akhir tahun ini kecelakaan di Bojonegoro sungguh sangat meningkat. Pihak kepolisian tersebut menganalisa bahwa kecelakaan itu terjadi karena kelalaian pengendara sendiri. Seperti contohya tidak menggunakan helm dan tidak mematuhi rambu lalu lintas.

Lalu Lintas



Satlantas Polres Bojonegoro dan Dinas Perhubungan (Dishub) setempat menggelar razia gabungan di depan SMT Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Jumat (26/12//2014). Hasilnya, 44 pengendara ditilang dan satu motor diamankan.
Kanit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli (Turjawali) Satlantas Polres Bojonegoro menjelaskan bahwa razia dengan sasaran senjata tajam dan benda berbahaya ini rutin dilakukan enam kali selama sebulan.
Tujuan utamanya adalah untuk menekan angka kecelakaan dan agar para pengguna jalan mematuhi aturan di jalan. Selain itu, juga agar kawasan rawan kecelakaan atau black spot area di Bojonegoro semakin berkurang.
Dalam razia ini, bus, truk dan mobil box dihentikan dan tak luput dari pemeriksaan. Dalam pemeriksaan tersebut ada saja beberapa sopir yang membantah bahwa dirinya tidak bersalah padahal telah terbukti  bahwa dia beralah. Hal ini yang membuat jajaran polres menjadi geram, dan tak heran sering kita jumpai polisi satlantas mengamuk pada sopir-sopir tersebut.










Kebudayaan Asing


Kebudayaan Jepang ( Hanami )

Sakura, inilah bunga khas yang menjadi ikon negeri matahari terbit, Jepang. Mekarnya bunga Sakura menjadi tanda hadirnya musim semi. Nah, sahabat wisata muslim Jepang, hadirnya musim semi merupakan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Jepang setelah menjalani kehidupan yang berat dalam musim dingin. Untuk itu, masyarakat Jepang punya cara tersendiri untuk merayakan datangnya musim semi, yaitu dengan mengadakan acara Hanami!

Awal kisah perayaan Hanami
Hanami  berasal dari hana wo miru yang berarti melihat bunga atau ohanami. Inilah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Selain itu, hanami juga bisa diartikan sebagai piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura.
Nah, pada saat perayaan hanami, rombongan demi rombongan berpiknik menggelar tikar dan duduk-duduk di bawah pepohonan sakura untuk bergembira bersama, minum sake, makan makanan khas Jepang. Tak ubahnya seperti pesta kebun. Ada kelompok keluarga, kelompok perusahaan, organisasi, sekolah, dan sebagainya.



Berbicara tentang sejarah Hanami, kebiasaan perayaan ini dipengaruhi oleh tradisi raja-raja Cina yang gemar menanam  pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang, para bangsawan pun mulai menikmati bunga Ume (plum). Pada abad ke-8 atau awal  periode Heian, obyek bunga yang dinikmati bergeser mulai bergeser, dari bunga plum ke bunga sakura.


Dikisahkan pula bahwa RajaSaga di era Jepang dahulu gemar menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenen di Kyoto. Para bangsawan pun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petanimasa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untukmenikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil `tidak lupa membawa bekal untuk makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh masyarakat Jepang dan telah diterima sebagai salah satu kekhasan bangsanya.

Cara masyarakat Jepang ber-Hanami

Pada saat perayaan hanami, semua orang berkumpul di bawah rindangnya pohon sakura untuk makan dan minum bersama sambil bernyanyi dan menari sepanjang malam. Umumnya mereka membawa makanan yang dipersiapkan sendiri dari rumah (bento). Namun ada juga yang membeli dari penjual makanan di tempat acara hanami berlangsung.

Oleh karena di kebun, para pengunjung banyak menggelar tikar di sepanjang jalan di bawah pohon sakura. Di sana mereka makan dan minum bersama. Tak jarang sampah yang dihasilkan sangat banyak dan menggunung.

Dalam perayaan hanami saat ini, terjadi sedikit pergeseran. Jika orang-orang tua menari-nari dengan gaya tradisionalnya, ada kalangan muda yang berjingkrak-jingkrak dengan musik kerasnya. Suasana pun menjadi hingar-bingar.

Satu hal lagi yang tak bisa dielakkan yaitu kebiasaan meminum sake, bahkan sampai mabuk. Jika sudah begini, tak jarang terjadi keirbutan karena mabuk dan salah pengertian. Nah, jika sahabat wisata muslim Jepang ingin menikmati hanami, bisa memilih tempat yang dirasa tepat dan nyaman dari gangguan-gangguan tersebut.

Hanami dan loyalitas tradisi
Perayaan Hanami berupa acara perayaan untuk melihat bunga sakura, bunga khas yang menjadi ikon negeri Matahari Terbit ini. Perayaan hanami merupakan satu dari beberapa perayaan tahunan di negara Jepang yang diselenggarakan pada musim semi, tepatnya pada bulan April.




Adanya tradisi ini memang cukup menarik perhatian. Di negara maju seperti Jepang, terdapat perayaan untuk menyambut mekarnya bunga sakura. Memang, bisa jadi bukan bunga sakura itu sendiri yang menjadi poin penekanan perayaan ini, melainkan datangnya musim semi yang hangat dan bersahabat untuk melaksanakan segala aktivitas. Hanya saja, musim semi di Jepang memang identik dengan muncul dan mekarnya bunga sakura. Nah, suasana seperti ini yang kelihatannya tidak terlihat menonjol di daerah tropis Indonesia.

Perayaan semacam ini mungkin tidak bisa kita jumpai di negara-negara lain, yang menakjubkan adalah masyarakat Jepang tetap melestarikan budaya hanami, meskipun di era modern ini banyak pilihan tempat untuk bersantai bersama keluarga, misalnya dengan pergi ke tempat karaoke.

Pada saat-saat mekarnya bunga sakura, masyarakat Jepang tetap memilih berkumpul dan bersantai bersama keluarga di bawah pohon sakura sambil menikmati keindahan bunga sakura. Kemajuan teknologi tidak lantas menggeser tradisi sederhana ini. Mereka lebih memilih untuk berkumpul bersama bersama keluarga dan sahabat dibandingkan kongkow-kongkow di tempat karaoke.



Konon, bunga sakura hanya mekar selama tujuh sampai sepuluh hari. Singkatnya masa ini memang tidak dilewatkan begitu saja oleh masyarakat jepang.
                 
Secara umum, bunga sakura akan mulai bermekaran secara bertahap. Mekarnya bunga dimulai dari daerah selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di pulau Okinawa. Selanjutnya, mekarnya bunga sakura akan merambat ke bagian utara yang berakhir di Hokkaido.

Lokasi perayaan Hanami
Oleh karena hanami hanya satu kali setahun diselenggarakan, rasanya memang sayang untuk dilewatkan. Lalu, tempat mana saja yang biasa digunakan untuk merayakan hanami?

Jawabnya adalah Osaka Castle. Osaka Castle terletak di kota Osaka. Tempat ini termasuk salah satu tempat favorit untuk ber-hanami. Puri ini dikelilingi taman yang penuh dengan pohon cherry, plum, dan sakura yang berbunga indah saat musim semi.



Tak hanya di Osaka, tempat lain yang bisa digunakan untuk melihat bunga sakura beramai-ramai adalah sebagai berikut.

Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Inogashira (kota Musashino), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku).

Prefektur Gifu: Kamagatani (kota Ikeda), Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara).

Prefektur Hyogo: Taman Akashi (kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya), Taman Istana Himeji (kota Himeji).

Prefektur Nara: Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama), Taman Nara (kota Nara).

Prefektur Osaka: The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo ’70 (kota Suita), Taman Istana Osaka (Osaka).

Kebudayaan Lokal


Tari Meliwis Putih

Bojonegoro adalah daerah yang kaya akan potensi yang dapat dikembangkan. Salah satu potensi yang bernilai dan dapat dikembangkan adalah potensi kebudayaan dan pariwisata. Khususnya kebudayaan dalam seni tari. Salah seni tari yang dapat dikembangkan adalah tari mliwis puith yang merupakan tarian khas Bojonegoro.

Tarian mliwis putih merupakan suatu karya tari garapan atau kreasi baru yang menggambarkan suatu gerak-gerik burung mliwis putih.tarian ini terangkat dari sebuah legenda kota Bojonegoro dimana burung mliwis putih adalah jelmaan Prabu Anglingdarma yang sakti mandraguna dan mengerti bahasa binatang.

Sedangkan gerak tari ini merupakan gerak bebas / lepas dari gerak anak-anak yang medium geraknya menggambarkan gerak burung mliwis putih yang sedang bermain di habitatnya.
Tari mliwis putih merupakan hasil karya cipta putra daerah Bojonegoro sendiri,yaitu bapak Agus Surya.beliau bertempat tinggal di desa Sumberarum,kec.Dander. beliau secara sengaja menciptakan tarian ini dan juga untuk melestarikan legenda Anglingdarma dari Bojonegoro. Tarian ciptaanya banyak dipentaskan desa maupun di kota, untuk perayan hari besar seperti HUT Bojonegoro,HUT kemerdekaan Indonesia, maupun tarian penyambutan. dan beliau juga mendapat banyak penghargaan dari hasil karya seni tari ciptaanya tersebut.

Tarian energik dan dinamis ini menggambarkan polah atau tingkah burung mliwis putih. Sebuah tarian kreasi yang indah gemulai dengan perubahan gerak yang dinamis dan ceria. Tarian ini cocok dipentaskan oleh remaja maupun anak-anak, karena tarian ini tergolong tari ceria.

Ide dari penciptaan tari ini adalah dari legenda Anglingdarma. konon ketika Prabu Anglingdarma yang hendak menemui istrinya ia menyamar sebagai burung mliwis putih untuk bisa masuk ke dalam istana, dan ia juga bisa mengerti bahasa binatang. legenda Anglingdarma yang sakti mandraguna ini terkenal sampai ke seluruh indonesia.

Pementasan tarian ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan. Para penari menggunakan kostum berwarna putih dan selendang sayap putih yang menggambarkan seekor burung mliwis putih.musik yang menjadi iringanya adalah musik tradisional.

Pada saat pementasan tarian mliwis putih secara berkelompok ini, perlu adanya kekompakan antara para penari. Hal itu dikarenakan karena kekompakan tersebut akan memperindah suatu pementasan tarian. Dan tarian in I juga memerlukan suatu gerakan serempak dan kompak, sehingga para penari harus berusaha menyelaraskan gerakan tarinya.

Gerakan yang ditarikan ini meliputi gerakan yang menggunakan gerakan leher serta keluwesan dari gerakan tangan para penari. Gerakan leher adalah gerakan yang paling banyak diulang. Gerakan ini menggambarkan seekor burung yang memangsa makanannya. Dan juga sering dilakukan gerakan tangan mengepak yang di ulang secara periodik yang menggambarkan burung mliwis putih yang sedang terbang.

Tarian ini seperti halnya dengan tarian trdisional pada umumnya yang memiliki aturan hitungan dan olah gerak yang teratur. Tarian ini dapat dijadikan sebuah hiburan bagi para penonton karena keindahan gerakanya.dan tarian ini mudah di pelajari anak-anak karena memilki olah gerakan yang tidak terlalu rumit.

Tarian ini merupakan tarian yang langka,karena masih tergolong tari kreasi baru.belum banyak sanggar di Bojonegoro yang mengusung tarian ini. apabila tidak suatu usaha yang bertujuan melestarikanya,tidak di pungkiri lagi tarian yang berpotensi menjadi tarian ikon kota ini, akan hilang dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya upaya baik dari pemerintah daerah maupun para generasi muda. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikan tarian ini adalah dengan cara mengajarkannya kepada anak-anak sejak usia dini.Misalnya saja tari mliwis putih ini diajarakan pada murid-murid SD yang ada di daerah Bojonegoro. Selain itu perlu juga diadakan pementasan rutin tarian mliwis putih secara masal seperti yang pernah dilaksanakan pada tahun 2003 pada saat Bupati Santoso.hal itu juga bisa dijadikan sebagai daya tarik wisata bagi daerah Bojonegoro. Dengan adanya hal tersebut maka akan menjadikan pendapatan musiman bagi pemerintah daerah kabupaten Bojonegoro, sehingga secara tidak langsung pembangunan finansial kota Bojonegoro dapat ditingkatkan lagi.

Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah diadakannya suatu kompetisi atau perlombaan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat para generasi muda Bojonegoro dalam bidang tari,khususnya tari mliwis putih ini. Dan juga sebagai ajang orientasi kota Bojonegoro kepada daerah-daerah luar,sehingga dapat menunjukan bahwa Bojonegoro juga merupakan daerah yang kaya akan potensi selain potensi nonmigas.

Usaha Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang mungkin di lakukan adalah dengan mencantumkan tari mliwis putih sebagai tarian asli Bojonegoro,Dengan kata lain tarian ini dapat dipatenkan. Sehingga tidak ada insiden perebutan kebudayaan yang marak saat ini. Dan juga pemerintah pusat yang kurang memberikan perhatian kepada tari mliwis putih yang jelas-jelas merupakan tari kreasi putra bangsa.

Tari mliwis putih merupakan tarian khas kota bojonegoro yang menggambarkan gerak gerik burung mliwis putih, Dan juga merupakan sebuah hasil karya cipta putra daerah. Gerakanya yang dinamis dan ceria cocok di pentaskan oleh penari anak-anak atau remaja. dan dapat dijadikan sebagai aset keunggulan lokal kota Bojonegoro.

Tarian yang menjadi aset keunggulan lokal ini harus dilestarikan keberadaanya dengan didirikanya sanggar-sanggar tari di bojonegoro yang mengajarkan subyek tarian mliwis putih,sehingga tari mliwis putih dapat menjadi sebuah tradisi seperti halnya tarian di langen tayub dan tari-tarian yang lainya.atau tarian mliwis putih ini dapat dijadikan sesuatu yang wajib ajarkan disetiap sekolah mulai SD,SMP, sampai SMA. Dan juga merupakan sarana pariwisata yang berpotensi bagi kota Bojonegoro.






Pantun

Jenis – Jenis Pantun :
1.      Pantun Agama

Cari lebah bersarang besar
Jangan tersengat racun berbisa
Janji Allah adalah benar
Jangan tertipu kehidupan dunia

Belatuk di atas dahan
Terbang pergi ke lain pokok
Hidup mati di tangan Tuhan
Kepada Allah kita bermohon

2.      Pantun Jenaka

Ambil segulung rotan saga
Sudah di ambil mari di urut
Duduk termenung harimau tua
Melihat kambing mencabut janggut

Jangan berhias merambah karang
Sirih kuning di sangka serai
Menlihat tikus mengasah parang
Datang kucing meminta damai

3.      Pantun Kiasan

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli belimbing
Banyak harta  miskin ilmu
Bagai rumah tak berdinding

Di sangka nenas di tengah padang
Rupanya urat jawi – jawi
Di sangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari


4.      Pantun Nasihat

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua janganlah di sanggah
Agar selamat dunia akhirat

Bambu tirai negara china
Bunga sakura negara Jepang
Kalau kamu suka menghina
Pastilah kamu di benci orang


5.      Pantun Percintaan

Bermain bola di tanah lapang
Melihat burung membat sarang
Makan tidak enak tidur tidak tenang
Hanya teringat dia seorang

Pergi ke pasar beli ikan kakap
Perginya ke pasar samping rumahmu
Malam ini aku mau tidur lelap
Tidur lelap di hati kamu

6.      Pantun Teka – Teki

Tinggi duduk di atas sekali
Bukan bulan bukan matahari
Bila malam ia berseri
Bila siang ia berganti

Ada tubuh ada tangan
Tiada kepala tiada kaki
Sangat berguna waktu hujan
Apakah dia yang dimaksudkan ini 

Puisi


Asa Kehidupan
Tepat hari ini merasakan sakit yang tak tau di mana ujungnya
Tepat hari ini merasakan goresan hati yang terlalu mencabik
Tepat hari ini merasakan pahitnya asa dunia
Tepat hari ini merasakan kecewa yang terlalu dalam
Tepat hari ini merasakan bagaimana rasanya di khianati
Dan tepat hari ini aku belajar memaknai arti kekecewaan
Cinta memang memiliki banyak makna
Tapi kita susah untuk memaknainya
Cinta memang susah kita tebak
Karena kita tak tau bagaimana ujungnya
Cinta memang manis, tapi hanya berlaku di awal
Cinta itu penderitaan
Karena semua akan berakhir dengan perpisahan
Kita mungkin bisa marah karena keadaan
Kita mungkin bisa meluapkan emosi karena perdebatan
Tapi kita tak bisa menyalahkan cinta
Karena itu merupakan skenario Tuhan yang harus kita jalani
Cinta bukan sekedar perasaan tapi sebuah komitmen
Cinta tak perlu berakhir bahagia karena cinta tak perlu berakhir
Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan dan mengerti apa yang tidak dijelaskan
Cinta tidak datang dari bibir lidah dan pikiran melainkan dari hati

Jika mencintai harus siap menerima penderitaan karena mengharapkan kebahagiaan akhir dari sebuah cerita sedangkan penderitaan adalah awal dari kebahagian

Pasti Tiba Saatnya
Saatnya untukku pergi
Berpisah bukanlah hal yang mudah
Wajah – wajah yang masih ku ingat
Sanyup – sanyup ku dengar
Gesekan ranting pohon
Bakat yang terpendam kini biarlah terungkap
Cakrawala yang merah lembayung
Di balik kemilau sanjang
Sebuah panggilan untukku
Meski guru yang seram tersenyum
Seolah bagiku tidak terjadi apa – apa
Ijazah itu ku terima
Senyum itu nyaris terukir
Mentari yang tenggelam dari arah barat
Inikah awal untukku
Terus naik menuju fase hidup
Meski ku tak yakin
Hari itu terjadi juga
Ku percaya
Takdirku akan dengan tak terasanya berlalu
Aku akan berubah


Menjadi lebih baik